1. Asal-Usul dan Latar Belakang
Nama lengkap: Syekh Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani
Asal-usul: “Al-Jawi” menunjukkan bahwa ia berasal dari Nusantara, dan “al-Palimbani” merujuk pada Palembang.
Lahir: Sekitar awal abad ke-18, diperkirakan tahun 1704 M di Palembang.
Wafat: Diperkirakan sekitar akhir abad ke-18, sekitar 1789–1803 M, kemungkinan di Thaif atau Mekkah.
Lingkungan keluarga:
Ia lahir dari keluarga ulama dan bangsawan. Ayahnya, Syekh Abdullah bin Abdul Karim, adalah ulama Aceh yang pernah menjadi penghulu di Kedah dan kemudian menetap di Palembang. Lingkungan keluarga yang religius memudahkan Abdus Samad untuk mengenal ilmu agama sejak kecil dan mendorongnya berguru ke berbagai pusat ilmu Islam.
---
2. Perjalanan Menuntut Ilmu
Sejak muda beliau berangkat ke Haramain (Mekkah–Madinah), pusat pendidikan Islam dunia.
Tempat Belajar:
Palembang (dasar-dasar ilmu agama)
Aceh
Kedah
Mekkah dan Madinah (tempat belajar utama)
Sultanate Pattani (melalui jaringan ulama Melayu)
Guru-Guru Terkenal:
Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samani
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Jawi al-Makassari
Syekh Abd al-Rahman al-Mashri
Syekh Daud al-Fatani
Ulama tarekat dari aliran Samaniyyah dan Syattariyyah
Tantangan dalam Menuntut Ilmu pada Zamannya:
Perjalanan jauh yang memakan waktu berbulan-bulan melalui laut.
Ketidakstabilan politik akibat kolonialisme Belanda.
Kehidupan sederhana dan penuh kesulitan ekonomi selama belajar di Haramain.
Persaingan keilmuan di pusat pendidikan dunia.
---
3. Karya Intelektual
Syekh Abdus Samad dikenal sebagai seorang penulis produktif, terutama dalam bidang tasawuf dan akhlak.
Karya-karya Penting:
1. Hidayatus Salikin
Ringkasan dan adaptasi dari kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali.
Mengajarkan pembinaan akhlak, pembersihan hati, dan adab sufistik.
Berpengaruh luas di Malaysia, Indonesia, dan Thailand Selatan.
2. Siyarus Salikin
Versi lebih panjang dari Hidayatus Salikin.
Menjadi kitab tasawuf paling penting di pesantren-pesantren Melayu.
3. Tafsir al-Baqarah (fragmen)
Sebagian karya tafsir yang menunjukkan kedalaman ilmunya.
4. Tuhfat al-Raghibin
Membahas akidah dan tasawuf, serta meluruskan praktik keagamaan masyarakat.
Pengaruhnya:
Karya-karya beliau menjadi rujukan utama di dunia pesantren dan menjadi fondasi perkembangan tasawuf Ahlus Sunnah di Nusantara.
---
4. Peran dan Kontribusi Global
Bidang di mana beliau dikenal:
Tasawuf (bidang utama)
Fiqih
Dakwah
Pendidikan
Pemikiran jihad melawan penjajah
Negara yang menjadi tempat perjuangannya:
Indonesia (Palembang, Aceh)
Malaysia (Kedah, Pattani)
Arab Saudi (Mekkah dan Madinah)
Beliau dikenal sebagai ulama Nusantara yang diakui di Haramain dan berperan dalam jaringan ulama internasional.
---
5. Murid dan Jaringan Keilmuan
Murid langsung beliau tidak banyak yang tercatat, namun beliau memiliki jaringan keilmuan luas bersama ulama-ulama besar seperti:
Syekh Daud al-Fatani
Syekh Muhammad Nafis al-Banjari
Syekh Arsyad al-Banjari
Melalui karya-karyanya, beliau menjadi guru tidak langsung bagi ribuan ulama pesantren di Nusantara.
---
6. Perjuangan dan Keteguhan Iman
Perjuangan Melawan Penjajah:
Dalam beberapa catatan, beliau disebut mendukung Perang Aceh melawan Belanda, termasuk mengirimkan tulisan dan fatwa jihad untuk memompa semangat umat Islam.
Keberanian dalam Berdakwah:
Menyebarkan pemahaman tasawuf yang lurus di tengah banyaknya aliran menyimpang.
Menyuarakan pentingnya ilmu, akhlak, dan jihad membela agama.
Tetap berdakwah di berbagai negeri meski situasi politik tidak stabil.
---
7. Nilai-Nilai Keteladanan
Beberapa karakter teladan dari Syekh Abdus Samad:
Semangat belajar sangat tinggi
Kerja keras dan tekun
Cinta tanah air dan keberanian melawan penjajah
Rendah hati
Berwawasan global namun tetap menjaga akar budaya
Gigih dalam berdakwah dan menyebarkan ilmu
---
8. Relevansi untuk Generasi Sekarang
Nilai-nilai beliau sangat cocok diterapkan dalam kehidupan remaja masa kini:
Belajar dengan sungguh-sungguh meskipun banyak rintangan
Menggunakan teknologi untuk hal positif dan menambah ilmu
Menjaga akhlak dan etika di dunia nyata maupun digital
Cinta tanah air dan berani membela kebenaran
Menjadi pribadi yang disiplin dan bermanfaat bagi masyarakat
---
9. Inspirasi Pribadi
Pertanyaan yang ingin saya ajukan jika bisa bertemu beliau:
"Bagaimana cara menjaga keikhlasan dalam belajar dan beramal di tengah dunia yang penuh pujian dan gangguan?"
Alasan:
Karena pada zaman sekarang, banyak orang belajar atau berbuat baik demi pengakuan, bukan karena Allah. Mengetahui rahasia menjaga keikhlasan dari ulama zuhud seperti beliau sangat berharga untuk kehidupan modern.
---
10. Karya Kreatif: Kutipan/Puisi Pendek
Puisi: “Jejak Ulama dari Palembang”
Di tanah Palembang lahir cahaya,
Abdus Samad namanya bersinar di dunia.
Ilmu dibawa hingga Tanah Suci,
Tasawuf digali setulus hati.
Beliau tidak hanya menulis kata,
Tapi menyalakan jiwa umat yang merana.
Dari haramain ke Nusantara,
Semangatnya hidup sepanjang masa.
Wahai ulama pembawa damai,
Jejakmu abadi, tak pernah usai.
Engkau ajarkan: ilmu adalah jalan,
Ikhlas adalah kemenangan.
---
Jika kamu ingin, aku bisa membuat mind map, ringkasan singkat, atau versi presentasi dari materi ini.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!