Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ للّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلىَ اَشْرَفِ اْللأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِناَ وَمَوْلٰنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ.
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puja, puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat kepada kita semua, serta hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul di majelis ta'lim ini.
Tak lupa, shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni, Nabi Muhammad SAW. Semoga kelak kita akan mendapatkan syafaatnya di Yaumul Qiyamah nanti, Aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal Aalamiin.
Hadirin yang dirahmati Allah, Ada sebagian orang mengatakan bahwa menjadi guru itu harus berlandaskan keikhlasan. Berapapun imbalan yang diterima, tidak boleh dipermasalahkan karena membagikan ilmu haruslah dilandaskan dengan keikhlasan. Lantas, perkataan tersebut berkaitan dengan konsep ikhlas sesungguhnya?
Nyatanya tidak. Ikhlas bukan berarti menolak imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Justru, jika seseorang menolak imbalan karena takut disangka tidak ikhlas, maka sejatinya orang tersebut memang benar tidak ikhlas.
Sama halnya seperti sedekah dengan memperhitungkan besar dan kecilnya hal yang disedekahkan. Hal tersebut, tidak ada hubungannya dengan ikhlas, karena masih takut akan pandangan orang lain daripada Allah itu sendiri. Maka demikian, apa yang disebut dengan ikhlas itu?
Pada hakikatnya, ikhlas adalah melakukan sesuatu karena untuk Allah SWT semata. Apapun motifnya, apapun tujuannya, semua perbuatan hanya ditujukan kepada Allah SWT saja.
Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Insan ayat ke-9 yang berbunyi :
اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا ٩
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan ridha Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan rasa terima kasih darimu."
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, sesuatu yang kita berikan kepada orang lain, baik itu materi ataupun jasa semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah. Seseorang yang ingin melakukan sesuatu hanya karena Allah, maka ia telah menjadi orang yang ikhlas.
Hadirin yang dirahmati Allah, maka dari itu, marilah kita semua mulai memperbaiki niat kita dalam segala perbuatan yang dilakukan. Baik dari kegiatan amal ibadah, maupun kegiatan lainnya. Karena segala perbuatan yang kita lakukan akan bernilai sebagaimana apa yang kita niatkan.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya."
Sehingga hanya perbuatan yang ditujukan kepada Allah saja lah yang bisa dikatakan dengan ikhlas.
Sekian yang dapat saya sampaikan, kurang dan salahnya mohon dimaafkan. Terimakasih atas perhatiannya
Wabillahi taufik wal hidayah
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Komentar
Tuliskan Komentar Anda!