Syaikh Nuruddin Bin Ali Ar-Raniri

Syaikh Nuruddin Bin Ali Ar-Raniri

SYAIKH NURUDDIN BIN ALI AR-RANIRI

1. Asal Usul dan Latar Belakang

- Lahir : Sekitar akhir abad ke-16 di Rander, Gujarat, India.

- Wafat : Tahun 1658 M di India.

- Keluarga : Ayahnya, Ali Hasanji, berasal dari keluarga Muslim yang taat. Lingkungan keluarga yang religius dan intelektual mendorong Nuruddin untuk mendalami ilmu agama sejak muda.


2. Perjalanan Menuntut Ilmu

- Tempat belajar : India, Timur Tengah, dan terakhir ke Aceh.

- Guru terkenal : Tidak disebutkan secara spesifik, namun ia belajar dari banyak ulama besar di India dan Arab.

- Tantangan : Perbedaan paham dalam tasawuf, terutama saat ia menentang ajaran wahdatul wujud yang dipopulerkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani.


3. Karya Intelektual

Beberapa karya penting:

- Bustan al-Salatin : Ensiklopedia sejarah, politik, dan moral.

- Shirath al-Mustaqim : Kitab fiqih bermazhab Syafi'i.

- Hidayat al-Imam dan Durrat al-Fara'id : Tentang akidah dan tasawuf.

- Pengaruh : Karya-karyanya memperkuat ortodoksi Islam Sunni di Nusantara dan menjadi referensi penting dalam pendidikan Islam.


4. Peran dan Kontribusi Global

- Bidang keahlian : Fiqih, tasawuf, teologi, sejarah, dan sastra.

- Negara perjuangan : India (asal), Aceh (pusat dakwah dan karya), serta pengaruhnya menyebar ke seluruh Asia Tenggara.

5. Murid dan Jaringan Keilmuan

- Tidak banyak nama murid yang tercatat, namun pengaruhnya sangat besar terhadap ulama-ulama Aceh dan perkembangan pendidikan Islam di Nusantara pada abad ke-17.

6. Perjuangan dan Keteguhan Iman

- Perjuangan : Menentang ajaran tasawuf ekstrem (wahdatul wujud) demi menjaga kemurnian akidah.

- Keberanian : Berani menulis dan berdakwah secara terbuka, bahkan mengkritik pemikiran populer saat itu yang dianggap menyimpang.

7. Nilai-Nilai Keteladanan

- Semangat keilmuan : Terlihat dari banyaknya karya tulisnya.

- Keberanian intelektual : Tidak takut pendapat berbeda demi kebenaran.

- Cinta tanah air Islam : Meskipun bukan asli Aceh, ia mencurahkan hidupnya untuk kemajuan Islam di sana.

8. Relevansi untuk Generasi Sekarang

- Remaja masa kini bisa meneladani semangat belajar lintas negara, berpikir kritis, dan berani menyuarakan kebenaran meski berbeda pendapat.

- Penting juga untuk menghargai perbedaan sambil tetap menjaga prinsip dan akhlak.

9. Inspirasi Pribadi

> “Bagaimana Anda menjaga keberanian dalam menyampaikan kebenaran di tengah tekanan politik dan sosial?”

> Alasannya : Saya ingin belajar bagaimana tetap teguh pada prinsip meski berada dalam lingkungan yang menantang, seperti beliau alami di Kesultanan Aceh.

10. Karya Kreatif Kelompok

Kutipan Inspiratif :

> _“Ilmu bukan sekedar hafalan, tapi cahaya yang menuntun zaman. Seperti Ar-Raniry, mari menulis sejarah dengan pena iman.”_

Puisi Pendek :

> Di tanah Aceh ia berdiri,

> Membawa cahaya dari negeri seberang,

>Pena dan pikir jadi senjata,

> Demi Islam yang lurus dan terang.

Berita Popular

Advertisement